Materi Biologi Kelas XI Tentang Histologi Hewan

IPA-Area; Kumpulan sel yang mempunyai bentuk dan fungsi sama akan membentuk jaringan. Semua seluk-beluk jaringan dikaji khusus dalam cabang biologi yang disebut histologi.
A. Jaringan Hewan

Jaringan pembentuk organ manusia dan hewan terdiri atas jaringan embrional, jaringan epitel, jaringan otot, jaringan saraf, jaringan penyokong.

1. Jaringan Embrional
Jaringan embrional merupakan jaringan muda yang sel-selnya selalu mengadakan pembelahan. Merupakan hasil pembelahan sel zigot.



Berdasarkan jumlah lapisan embrionya, hewan dibagi menjadi:
a. Hewan diploblastik, yaitu hewan yang embrionya terdiri atas 2 lapis.
Contoh: Coelenterata, tidak mempunyai mesoderm.
b. Hewan triploblastik, yaitu hewan yang embrionya terdiri atas 3 lapis.
Contoh: cacing tanah, siput, Arthropoda, dan Chordata.

Lapisannya, yaitu: ektoderm (lapisan luar), mesoderm (lapisan tengah), dan entoderm (lapisan dalam).

2. Jaringan Epitel
Seperti jaringan epidermis pada tumbuhan, jaringan epitel merupakan jaringan yang melapisi atau menutup permukaan tubuh, organ tubuh, rongga tubuh, atau permukaan saluran tubuh hewan.

Macam-macam jaringan epitel
a. Berdasarkan fungsi
1) Epitel pelindung, untuk melindungi jaringan yang terdapat di bawahnya.
Contoh: epidermis (kulit).
2) Epitel kelenjar, untuk sekresi.
  • Kelenjar eksokrin: hasil sekresinya dialirkan melalui saluran, misalnya kelenjar keringat, kelenjar ludah.
  • Kelenjar endokrin: hasil sekresinya tidak dialirkan melalui saluran, tetapi langsung ke darah, misalnya: kelenjar tiroid, kelenjar adrenal, dan kelenjar hormon yang lain.

3) Epitel penyerap, untuk penyerapan. Contoh: epitel usus halus dan epitel nefron ginjal.
4) Epitel indra, untuk menerima rangsangan dari luar.
Contoh: epitel di sekitar alat-alat indra.

b. Berdasarkan bentuk dan susunan
1) Epitel pipih selapis, terdiri atas satu lapis sel berbentuk pipih. Contoh: epitel peritonium, epitel pembuluh darah, dan pembuluh limfa yang disebut juga endotel.
2) Epitel pipih berlapis banyak, terdiri atas banyak sel dan lapisan bagian luarnya dibentuk oleh sel-sel berbentuk pipih. Contoh: epitel kulit telapak kaki, epitel rongga mulut, dan rongga hidung.
3) Epitel kubus selapis, terdiri atas satu lapis sel berbentuk kubus. Contoh: epitel nefron ginjal.
4) Epitel silindris selapis, terdiri atas satu lapis sel berbentuk silindris. Contoh: epitel pada usus (intestinum) dan lambung (ventrikulus).



3. Jaringan Otot
Jaringan otot berfungsi sebagai alat gerak aktif. Jaringan otot tersusun atas sel-sel otot yang tugasnya menggerakan berbagai bagian tubuh. Kemampuan menggerakkan berbagai organ tubuh ini disebabkan kemampuan jaringan otot untuk berkontraksi.

Kemampuan kontraksi ini sangat dimungkinkan karena sel-sel otot mengandung protein kontraksi yang memanjang dan mengandung serabutserabut halus disebut miofibril. Miofibril terdiri atas protein miosin dan aktin. Pada Vertebrata dikenal 3 macam jaringan otot, yaitu:
a. Otot polos
Mempunyai miofibril yang homogen, merupakan otot tidak sadar, terdapat pada dinding saluran
pencernaan dan dinding pembuluh darah.

b. Otot lurik
Mempunyai miofibril yang heterogen, merupakan otot sadar berinti lebih dari satu yang terletak di bagian pinggir, terdapat pada rangka.

c. Otot jantung
Mempunyai miofibril yang heterogen, tetapi tergolong dalam otot tak sadar, serabut-serabut ototnya dapat bercabang-cabang, intinya satu terletak di tengah-tengah.

Secara ringkas ketiga otot di atas dapat dibandingkan seperti Tabel di bawah ini:




4. Jaringan Saraf
Jaringan saraf tersusun atas sel-sel saraf atau neuron. Jaringan saraf berfungsi untuk mengatur dan mengkoordinasi segala aktivitas tubuh. Sel saraf terdiri atas badan sel yang memiliki banyak cabang. Cabang-cabang inilah yang menghubungkan sel saraf yang satu dengan sel saraf lainnya sehingga terbentuk jaringan saraf.

Ada tiga macam sel saraf, yaitu sel saraf motorik, sel saraf sensorik, dan sel saraf penghubung. Jaringan saraf terdapat di otak, sumsum tulang belakang, dan di urat saraf.

Sel saraf mempunyai kemampuan iritabilitas dan konduktivitas. Iritabilitas, yaitu kemampuan sel saraf untuk merespon terhadap perubahan lingkungan. Konduktivitas merupakan kemampuan jaringan saraf membawa impuls-impuls saraf atau pesan.

Neuron terdiri atas:
a. Dendrit, yaitu juluran sitoplasma yang relatif pendek dari badan sel yang berfungsi membawa rangsangan ke badan sel.
b. Badan sel, yaitu bagian sel saraf yang mengandung inti (nukleus) dengan nukleolus di tengahnya. Sitoplasmanya bergranula, berasal dari retikulum endoplasma yang disebut Badan Nissl. Badan sel saraf terletak di pusat saraf dan di ganglion. Ganglion adalah kumpulan badan sel saraf. Ganglion terletak di tempat-tempat tertentu, seperti di kiri dan kanan sumsum tulang belakang.
c. Neurit (akson), yaitu juluran sitoplasma yang panjang dari badan sel yang berfungsi membawa rangsangan dari badan sel ke neuron lain.

Neurit memiliki selubung yang terdiri dari selubung myelin dan selubung neurilema.
  • Selubung myelin merupakan selubung yang langsung membungkus neurit. Berfungsi sebagai isolator dan juga berperan sebagai nutritif terhadap neurit. Selubung myelin tidak membungkus neurit secara kontinu tetapi membuat interval antara 80 - 600 mikron, membentuk nodus ranvier. Di daerah interval ini neurit tidak memiliki selubung myelin, tapi langsung dibungkus oleh selubung Schwann. 
  • Selubung neurilema (selubung Schwann) terdiri dari sel-sel Schwann yang menghasilkan myelin. Berfungsi dalam regenerasi neurit dan dendrit yang rusak. Antara neuron satu dengan neuron yang lain saling berhubungan. Tempat hubungan itu disebut sinapsis.

5. Jaringan Penyokong
Sering disebut jaringan ikat, jaringan penguat atau jaringan penunjang.

Fungsi jaringan penyokong adalah:
  • Mengikat atau menghubungkan antara satu jaringan dengan jaringan lain. 
  • Menyokong fungsi organ-organ tertentu. 
  • Memberi kekuatan bantuan dan perlindungan kepada bagian-bagian lemah pada tubuh.

Ada bermacam-macam jaringan ikat antara lain:
  • Jaringan ikat kendur atau longgar, memiliki banyak macam elemen selular, serabut kolagen, retikulum dan elastis. Terdapat pada bagian sub mukosa saluran pencernaan. 
  • Jaringan ikat padat, disusun oleh serabut kolagen dan fibroblast. 
  • Jaringan lemak (adiposum) disusun oleh sel-sel lemak, fibroblast khusus menyimpan lemak dalam jumlah besar di dalam vakuola sitoplasmanya. 
  • Jaringan tulang rawan, adalah kerangka penyangga terhadap embrio dari semua vertebrata. Sel-selnya disebut kondrosit, mengandung sejumlah besar karbohidrat dan protein yang disebut kondratin, yang muda disebut kondroblast. 
  • Jaringan tulang, terdiri atas matriks yang padat terbuat dari protein, terutama kolagen dan garam kalsium dalam bentuk Ca3 (PO4)2 dan CaCO3. Kira-kira 64% tulang terdiri atas garam ini. Sel-sel tulang yang sudah tua disebut osteosit, sedangkan yang muda disebut osteoblast. 
  • Jaringan darah, matriksnya berupa cairan yang disebut plasma darah. Sebagian besar terdiri dari air yang melarutkan zat-zat organik, garam-garam anorganik (CaCl2, KCl, NaCl, NaCl2).
    - Sel darah merah (eritrosit) bentuk seperti cakram, tidak berinti, mengandung hemoglobin (Hb).
    - Sel darah putih (leukosit) meliputi:
    a) Agranuler terdiri dari:
    (1) Limfosit, ukuran inti besar, mempunyai kromatin yang padat.
    (2) Monosit, ukuran inti lebih kecil, bentuk seperti ginjal, kromatin tidak begitu padat.
    b) Granuler meliputi:
    (1) Eosinofil, mampu menyerap zat warna eosin.
    (2) Basofil, menyerap zat warna basa.
    (3) Neutrofil, bersifat netral.
    - Trombosit atau keping-keping darah, berfungsi dalam pembekuan darah.
  • Jaringan limfa dan getah bening, sebenarnya getah bening merupakan bagian dari darah yang keluar dari pembuluh darah. Komponen utamanya berupa air, yang di dalamnya terlarut glukosa, lemak, dan garam. Komponen selulernya berupa limfosit dan granulosit, di mana keduanya merupakan bagian dari sel darah putih.


B. Organ Hewan
Organ terbentuk dari beberapa jaringan yang saling bekerja sama melaksanakan fungsi tertentu.
Berdasarkan letaknya, organ dibedakan menjadi dua, yaitu:
1. Organ luar : tangan, kaki, hidung, mulut, telinga, mata.
2. Organ dalam : hati, ginjal, usus, jantung, paru-paru.

Adanya berbagai jaringan yang berkumpul membentuk suatu organ tertentu, memungkinkan suatu organ mempunyai kemampuan melaksanakan fungsi hidup yang beranekaragam. Makin tinggi derajat
suatu hewan, makin banyak organ tubuh yang dimilikinya. Hal ini bertujuan untuk efisiensi kerja, karena dengan banyaknya organ tubuh maka pembagian kerja akan semakin efektif. Dalam pembahasan organ ini akan kita lihat salah satu contohnya adalah usus halus (small intestine).

Organ ini terdiri atas empat lapisan yang terbentuk oleh kurang lebih enam atau tujuh jaringan yang berbeda.

Bagian yang paling dalam berupa lapisan mukosa. Lapisan ini disusun oleh epitelium kolumnar sederhana. Fungsinya untuk pencernaan makanan dan absorbsi sari-sari makanan. Lapisan yang sebelah luarnya berupa lapisan sub mukosa yang terdiri atas jaringan penunjang, yaitu pembuluh darah, pembuluh limpa dan serabut-serabut saraf. Fungsinya untuk mentransfer nutrien dari mukosa ke aliran darah dan limpa untuk selanjutnya didistribusikan ke bagian tubuh yang lainnya. Lapisan ketiga adalah lapisan muscularis yang disusun oleh jaringan otot yaitu otot polos. Lapisan ini berperan di dalam gerakan-gerakan pencernaan makanan. Lapisan yang paling luar adalah serosa. Terdiri dari jaringan fibroblastik yang berada pada sub lapisan dalam dan sub lapisan luar terdiri atas
epitelium squamosa.

Lapisan ini sebagai pembatas corong pencernaan dan sekaligus sebagai penghubung terhadap membran yang berhubungkan dengan intestine. Seluruh komponen jaringan usus halus tadi secara bersamaan membentuk satu fungsi, yaitu prosesing makanan.

Jadi dengan demikian usus halus itu merupakan suatu organ. Suatu organ yang bekerja sama dengan organ-organ yang lainnya dengan membentuk suatu fungsi yang lebih kompleks disebut dengan sistem organ sebagai contoh adalah organ-organ yang bekerja sama dengan usus halus dalam prosesing makanan adalah mulut, lambung, hati, pankreas, kelenjar ludah, usus besar, dan lain-lainnya membentuk suatu sistem yang disebut sistem pencernaan.

Dalam tubuh Vertebrata terdapat 10 sistem organ yaitu: sistem integumen, sistem sirkulasi, sistem pernapasan, sistem ekskresi, sistem pencernaan, sistem skeleton, sistem otot, sistem reproduksi, sistem endokrin, sistem saraf.

Referensi
Suwarno. (2009). Panduan Belajar Biologi SMA Kelas XI. Jakarta: Pusat Perbukuan

Belum ada Komentar untuk "Materi Biologi Kelas XI Tentang Histologi Hewan"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel